Have an account?

Wednesday, February 24, 2010

Uwais AlQarni: Terkenal Di Langit Tak Terkenal di Bumi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,
rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada
tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli
membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut
yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,
tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan
tetapi sangat terkenal di langit.

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti
ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru
dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata
Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah
dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan
karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang
dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan
menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai
macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,
memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,
karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya
seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari
mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari
mencuri”.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili
kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya
penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang
diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama
Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya
yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh
dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan
puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar
seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati
Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera
memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya
kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke
Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru
datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan
kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk
bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang
cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu
yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera
dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini
akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu
hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada
beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan
musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk
bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya
dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah
beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat
membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya
selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi
hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi
menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan
Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di
rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa
menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju
Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,
bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan
begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah
r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi
yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di
rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang
perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada
di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan
Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan
masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas
pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa
dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada
sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya
menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang
mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau
SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan
bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah
do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni
bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda
Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya
yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan
kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan
mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju
kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,
segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan
menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan
bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi
menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,
Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya
Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais
menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk
membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais,
sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban
itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah,
yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais
kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan
mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah
sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat
itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan
mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan
Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan
istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni
akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang
negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera
saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya
hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya,
biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh
Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab
bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami
sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin
berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan
selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami
memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di
atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai
waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu
kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah,
tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang
terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan
dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah !
“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal
dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal
satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami
lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,
sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu
orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban
asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah
nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di
kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim
oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah
kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?”
tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat
di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam,
tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya
dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan
seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang
tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan
tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan
ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada
orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada
orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan
dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan
untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari
mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah
tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah
orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa
pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais
al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah
kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya
mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman
mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi
tapi terkenal di langit.

Sumber : http://fisan.wordpress.com/2007/03/18/uwais-alqarni-terkenal-di-langit-tak-terkenal-di-bumi/

Monday, February 22, 2010

Keseronokkan MENIPU CIKGU

Salam. Peliknya tajuk kan? Ana yang nak menuisnya lagiiiiii pelik. Ntah kenapa, pelajar di sini semacam seronok betul bila dapat TIPU cikgu!!!
Pelikkan bunyi nya??
Sepanjang hampir 2 bulan di sini, dah beberapa kes yang cikgu (ana) kena tipu. Memang sedih bangat, kenapa pelajarku tegar menipu cikgu. SEDIHNYA!!!!!
Dari sebesar2 kes, hinggalah ke sekecil2 kes, tegar sekali kamu menipu cikgu. Apa yang kamu dapat bila kamu berjaya menipu cikgu?? Boleh perasan ek? Bajet hebat la, sebab dah berjaya kenakan cikgu.
PELIK
Kenapa?? Kenapa???
Bukannya benda besar pun yang nak ditipunya, sehinggakan TARIKH LAHIR untuk di buat birthday corner pun nak tipu cikgu??? Melampau nya......!!!....
Apa bangga nya dapat tipu cikgu??? Cikgu masih x jumpa jawapannya.
Arghhh...adakah cikgu ni terlalu lurus, maka, seronok lah kamu kenakan cikgu......
SEDIHNYA CIKGU......

Sekarang, saat ini, cikgu tengah tunggu pelajar. Dia cakap nak suruh cikgu ajar dia matematik. Cikgu dah cakap, jam 1.15 cikgu nak pulang. Dari jam 12.45 cikgu menunggu di kantin ni. Mana batang hdungnya??????? HAMPEH PUNYA BUDAK!!!!!!!!!
Macamana berkat hidup kalau kerjanya hanya menipu ckgu je...cikgu benar2 terasa hati ni!!!!
Semoga ALLAH bukakan pintu hati pelajar ku.....



Ramai-ramai tolong aminkan.....

Tuesday, February 16, 2010

Warna- Warni Pelajarku.


Yunus Bersama raketnya...

Kelas tambahan 4.3-alahai...ramainya datang....

ni pula pelajar 4.5 (kelas cikgu sendiri la ni) terkejut tengok anak2 ku...macam bukan pelajar bah ...

Azizul Hakim n Adrian-rupanya dah tubuhkan gruop shuffle sendiri dengan kawan2 sekolah. Ajatnya nk letak video shuffle diorang..tapi berat la pulop. Xpe la.
ok, itu je warna warni SMK Merpati. Semoga ketemu lg. Wasalam


For More Photoes of Sabah, visit my friendster =)

Sunday, February 14, 2010

Sakit.. Pedih... Aww

Sakitnya mulut, ada ulser dalam mulut. Nak makan pun x da selera, nak bercakap pun malas, Alhamdulillah tagan masih boleh menaip hehe…sekurangnya…boleh juga bercakap….
Pedih…. Pedih…. Macamana la nk ubati ni…
Em…. Terfikir sejenak…. Kesakitan boleh menghapuskan dosa2 kecil kan? Em…Alhamdulillah juga kerana ditimpa sedikit kesakitan ketika ini. ( berkali2 ganda lebih bagus, jika nak di bandingkan jika terkena balasan di Akhirat, nauzubillah)
Pedih… pedih…
Kena sikit pun dah mengeluh….hohoho… (tapi memang pedih kan?)
Kongsikan sikit apa yang jumpa di internet ni..


Bukan mulut penulis ni!!!

Saya terbaca Kelat tanya petua kalau sakit ulser mulut ( mata ikan atau lompangan ). Saya pasti ramai orang akan mengalami sakit ini sekurang² sekali dalam hidup. Biasanya ia akan pulih sendiri dalam masa kurang daripada tiga minggu. Walaupun teramatlah sakit dan pedih ( nak makan pun tak der selera ) ia tidaklah serius dan juga tidak berjangkit.

Selalunya tanda² penyakit ini adalah bulat berwarna putih / kuning. Ia selalunya dikelilingi oleh persekitaran yang agak merah. Rasa sakit terutamanya bila ulser tersentuh dengan makanan atau minuman.

Sebab² ulser mulut terjadi tidak diketahui dengan jelas tetapi sering juga terjadi kerana kecederaan di lapisan nipis mulut seperti tergigit, terkena makanan tajam atau air yang terlalu panas.

Ada beberapa langkah yang boleh diambil untuk menghilangkan kesakitan akibat ulser mulut antaranya jangan makan makanan yang terlalu pedas, minuman berasid, guna antiseptik untuk berkumur, minum air dengan banyak , letakkan ketulan air di tempat yang sakit dan letak gel untuk ulser – Bonjela.

Petua Saya : Cubit sekeping asam keping, sebesar jari kelingking, tekapkan di tempat ulser tersebut. Biarkan sekejap dalam 2-3 minit. Memang akan rasa pedih tetapi selepas kesakitan selama 3 minit ( macam masak meggie je ni ) bahagian ulser tersebut akan terus baik. Cubalah , Insya Allah berkesan.

Amaran : Petua ini tidak berkesan sekiranya anda menelan asam keping tersebut seperti anda menelan pil penahan sakit!

Sunday, February 7, 2010

Edisi Maulidurrasul : KISAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

KISAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW


Pada pertengahan abad ke-6 Masehi, Aminah binti Wahab dengan Abdullah bin Abdul Muthalib melangsungkan pernikahan. Keduanya keturunan Kabilah Quraisy (suku bangsa yang terpandang di Makkah).Tidak berapa lama Aminah hamil. Ketika usia kandungan Aminah mencapai 6 bulan, Abdullah pergi berdagang. Dalam perjalanan tiba-tiba Abdullah sakit. Kemudian Abdullah wafat, ketika dalam perjalanan menuju Makkah.

Pada hari Senin, 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April 570 Masehi. Aminah melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat bayi itu lahir, kota Makkah diserang oleh segerombolan pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Abrahah adalah tokoh pemuka agama Nasrani. Dia mendirikan gereja yang sangat megah di Yaman. Akan tetapi dia kecewa, karena masyarakat Arab lebih suka berziarah ke Ka’bah dari pada mengunjungi gereja di Yaman.Kemudian Abrahah sangat marah dan memimpin pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah. Akan tetapi Allah melindungi Ka’bah. Subhannalllah kemudia ada burung-burung Ababil untuk melontarkan bara api kea rah pasukan gajah tersebut. Abrahah dan pasukannya hancur. Peristiwa ini terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Fiil.

Ayah Aminah adalh Abdul Muthalib. Ia sangat gembira dan membawa cucunya dekat Ka’bah sesuai dengan petunjuk dari Allah. Kemudian cucunya itu diberi nama Muhammad atau Ahmad.Kerana air susunya hanya keluar beberapa hari saja, maka Aminah terpaksa membawa bayinya kepada orang yang dapat menyusui bayi orang lain, dengan diberi imbalan. Menyusukan bayi kepada orang lain adalah kebiasaan orang Arab sejak dulu hingga kini. Muhammad SAW disusui oleh Halimah As-Sa’diyah.Halimah sangat terkejut. Ternyata kehadiran Muhhammad membawa berkat bagi keluarganya. Sebelumnya ternak kambingnya kurus-kurus dan sulit berkembang biak. Namun dengan kedatangan Muhammad, kambingnya menjadi gemuk dan berkembang biak secara pesat, hingga mencapai ratusan ekor.

Setelah mengasuh selama 4 tahun, kemudian Halimah mengembalikannya kepada Aminah. Pada usia 6 tahun, Aminah mengajak Muhammad berziarah ke makam bapaknya, ‘Abdullah’, yang letaknya tidak jauh dari Yasrib (Madinah). Akan tetapi, ketika dalam perjalanan pulang, Aminah jatuh sakit. Aminah dibimbing oleh Barakah, pembantu setia Aminah.Hari ke hari penyakit Aminah makin parah. Dalam kondisi mendekap Muhammad, Aminah meninggal. Senja bergetar, semesta berduka. Muhmmad yang masih berusia 6 tahun telah menjadi yatim piatu.

Kemudian Muhammad diasuh oleh kakeknya,’Abdul Muthalib’. Beliau berusia 80 tahun. Saat itu Abdul Muthalib telah memeluk agama Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim As. Baru 2 tahun diasuk kakeknya, kemudian kakaknya juga meninggal. Sebelum meninggal beliau berpesan kepada anaknya agar Muhammad diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib termasuk orang yang kurang mampu.

Oleh kerana itu Muhammad tidak ingin terlalu membebani pamannya. Muhammad bekerja menggembala kambing milik orang Makkah. Imbalan dari menggembalakan kambing, Muhammad berikan kepada Abu Thalib. Abu Thalib sangat terharu, karena sejak kecil Muhammad sudah mampu berdikari.


SELALU BERSELAWAT DAN AMALKAN SUNNAH NABI SAW


Sumber :
Hakim.Arief. 2004.Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul.Bandung: Marja.

BULAN INI BULAN CINTA

Bulan Februari, bulan yang dinanti-nantikan oleh pasangan kekasih. Apa yang istimewanya dengan bulan ini? Tak lain tak bukan, setiap 14 Februari mereka meraikan Hari Kekasih yang juga dikenali sebagai Valentine's Day.

Membuta tuli barangkali, meraikan dengan penuh keghairahan tanpa mengetahui sejarah dan kisah sebenar Hari Valentino diraikan. Islam mengajar kita mencegah kemungkaran dengan tangan, jika tidak mampu cegahlah dengan perkataan dan jika masih juga tidak berkeupayaan, cegahlah dengan hati. Doa. Benci kepada kemaksiatan. Benci kepada kemungkaran. Jangan sekali-kali menyokong atau mengiyakannya! Andai kita meraikan Valentines' Day, bukankah ini bermakna kita menyokong tindakan Valentino pada satu masa dahulu?? Istighfarlah.. istighfar.. minta keampunan dari Allah.


Setiap Hari adalah Hari Kekasih

Kenapa mesti tunggu 14 Februari? Bukankah tidak sempurna iman seseorang seandainya dia tidak mengasihi saudara seagamanya? Bukankah agama kita agama yang penuh kasih sayang? Apa salahnya kita berkasih sayang setiap hari? Berkasih dan bersayang pada orang yang sepatutnya dengan cara yang bersesuaian. Tidak melanggar syarak, tidak melampaui batas.

Kasih kepada ibu bapa, kepada keluarga, sahabat dan jiran tetangga. Kasih kepada fakir miskin dan anak yatim. Kasih kepada mereka yang berhak.

Malangnya. Bukan perkara baru, sebagai meminta bukti kasih dan sayang dari si gadis, si teruna memujuk rayu, "Kalau betul sayangkan saya, buktikan!". "Kalau sungguh cintakan saya, tidurlah dengan saya!". "Kalau betul percaya dengan cinta saya, serahkan benda yang paling berharga itu, saya akan jaga kamu sampai bila2!"

Justeru, sebagai lambang cinta si gadis pula, dengan penuh kasih sayang, sanggup serahkan diri, korbankan mahkota diri. Bertepuk soraklah syaitan laknatullah, sepasang anak cucu Nabi Adam tumbang dalam kancah kemaksiatan. Astagfirullahalazim..

Inikah makna cinta? Inikah makna kasih dan sayang? Adakah ini yang diajar oleh agama kita?
Bila yang halal dan yang haram dicampuradukkan, manusia kian keliru. Mudah goyah dan cepat tewas dengan pujuk rayu. Siapa yang harus dipersalahkan?

Jangan menunding jari, muhasabah diri kita. Katakan TIDAK pada Hari Valentine. Tak perlulah kita menghambakan diri, membuta tuli menjadikan Barat sebagai kiblat kita. Jangan biarkan budaya kuning berleluasa dan berkuasa dalam diri kita. Usah gadaikan maruah, prinsip dan harga diri demi mengejar makna cinta yang salah. Keseronokan yang sementara, sengsara menanti di hadapan.

Bercintalah, berkasih sayanglah tapi ingat syurga Allah hanya bagi mereka yang beriman kepada-Nya, patuhi suruhan-Nya, jauhi larangan-Nya. Hidup di dunia cuma sementara, akhirat itulah yang kekal abadi.

sumber :http://mppkebajikan.blogspot.com/

Thursday, February 4, 2010

Panorama SMK Merpati


Aktivi Ko Kurikulum Sekolah---Main Batu Seremban-Unit Indoor Game-


Sensitif

Salam,. Masasangat singkat untuk mencoret, kelas jam 10, sekarang 0921am. em...perasan sikit harini,pelajar sabah ni sensitif huhu...tadi guna la contoh yang tak elok untuk pelajar, sebut la nama sorang pelajar...rupanya benda tu sensitip hohohoo...aduss.....cikgu kena tackle balik budak ni...kesiannya dia....cikgu ni pun satu....guna contoh yang tak elok pada budah...dah merajuk dia...maaf kan cikgu ya....cikgu akan tackle balik kamu jap lag =) insyaALLAH. Cikgu minta maaf ya...jangan merajuk. jumpa jap lagi =)


Senyumlah.